Pembajakan pesawat

Pembajakan pesawat (atau disebut juga pembajakan udara dan perompakan pesawat) adalah pengambilan alih sebuah pesawat terbang, oleh satu orang atau berkelompok, umumnya bersenjata. Bentuk pembajakan pesawat yang paling umum terjadi adalah pilot dipaksa terbang dengan arahan pembajak.

Secara alternatif, salah satu dari pembajak berperan sebagai pilot. Contohnya pada kasus Serangan 11 September 2001, di mana pembajak belajar menerbangkan pesawat untuk persiapan dan dipilih oleh Al-Qaeda berdasarkan kemampuan menerbangkan pesawat.

Dalam satu kasus, pilot resmi membajak pesawat. Pada bulan Oktober 1998, penerbangan Air China dari Beijing menuju Kunming di Yunnan, pilot tersebut terbang menuju Taiwan setelah mengancam untuk menjatuhkan pesawat dan menewaskan penumpang di dalamnya apabila anggota kru lainnya mencegahnya terbang ke Taiwan.

Tidak seperti pembajakan kendaraan darat atau kapal laut, pembajakan udara biasanya tidak merampok barang kargo. Beberapa kasus pembajakan pesawat menggunakan penumpang atau awak pesawat sebagai sandera untuk mengirim pembajak ke tujuan yang diinginkan, menahan mereka untuk tebusan, atau sebagaimana kasus pesawat Amerika Serikat yang dibajak menuju Kuba tahun 1970, pembajak pesawat tersebut ditahan.[butuh rujukan] Motif biasa lainnya adalah publisitas untuk beberapa alasan. Sejak pembajakan pesawat sebagai misil bunuh diri pada serangan 11 September 2001, pembajakan adalah jenis ancaman keamanan paling berbeda - lebih, dulu penggunaan pembajakan pesawat sebagai misil bunuh diri telah dilakukan oleh Samuel Byck pada tahun 1974 dan pada Air France Penerbangan 8969 pada tahun 1994.

Pembajakan untuk sandera biasanya telah melalui jalan negosiasi antara pembajak dan otoritas, diikuti dengan beberapa bentuk penyelesaian—tidak selalu dengan pertemuan para pembajak untuk menentukan permintaan yang asli—atau menyerang pesawat oleh polisi atau angkatan spesial untuk menyelamatkan sandera. Tanggal 11 September 2001, kebijakan beberapa maskapai penerbangan adalah agar pilot menuruti permintaan pembajak dengan harapan akan terjadi perdamaian. Sejak itu, kebijakan tersebut telah ditarik kembali, dengan alasan kebaikan hati selama menyerang kokpit.

Pilihan untuk mencegah pembajakan adalah memeriksa agar tidak ada senjata di pesawat, memasukkan polisi udara selama penerbangan, dan menguatkan kokpit agar pembajak tidak masuk ke dalam kokpit.


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search